Jumat, 20 September 2019

Kobaran Semangat yang Tak Padam

Sejalan dengan mereka yang menyayangi dan selalu support kamu. Akan selalu ada orang yang tidak menyukaimu! Sering dong ya mendengar kata-kata itu?  Nah kali ini aku ingin sharing tentang pengalaman seseorang mengenai luka batinnya yang mungkin juga pernah kalian rasakan selama ini.

Pernah gak sih, kita lagi berusaha sejadi-jadinya namun ada saja yang mencoba untuk mematahkan semangat kita dalam berusaha? Sependengaran aku sebagai teman curhat seseorang yang tidak mau disebutkan namanya dan sebut saja "Mawar" sebagai nama samarannya pada artikel ini, beliau bercerita bahwa ada saja "beberapa orang" yang mencoba mematahkan semangatnya akan usaha yang selama ini ia jalani.

[Sumber Foto : https://pxhere.com/id/photo/76620]
Ketika dulu ia belum memiliki penghasilan yang mana dikatakan benar-benar "menganggur" ia selalu dicemooh akan usahanya dalam menjalani hobi. Namun, ia singkirkan perasaan baper sejenak untuk tetap berusaha menjalankan apa yang ia senangi.

Sampai saat ini pun ia telah memperoleh penghasilan dari hobinya, ia tetap dicemooh oleh orang tersebut. Tidak tau dasarnya apa orang itu terus-terusan mencemooh dirinya, yang ia tahu ia sempat sakit hati atas kata-kata itu namun ia berusaha untuk tetap bisa berdiri tegak.

Sampai suatu ketika, orang itu sungguh berlebih dalam menyangka hingga memfitnah. Mawar difitnah yang tidak-tidak atas apa yang ia kerjakan. Seolah dirinya telah melakukan dosa besar, padahal ia telah mempertimbangkan semuanya dengan amat hati-hati. Dan menurutku fitnah yang ditujukan kepada dirinya merupakan omong kosong.

Hingga Mawar berada di posisi down. Sangat down menurutku! Ia menangis terlalu larut hingga matanya membengkak, dan yang paling fatal adalah berhenti berkarya. Rasanya aku ingin marah sejadi-jadinya dengan orang yang telah kejam membuat Mawar terluka batinnya!

Sekitar seminggu aku tak menemui karyanya bertengger di akun media sosialnya. Sangat berbeda! Ia yang biasanya begitu semangat dalam berkarya, kini tak lagi aku melihat kobaran semangatnya. Ia yang biasanya menyebarkan berbagai karya di linimasa, tak juga ku temui satu pun karya. Ia benar-benar rapuh kala itu!

Namun seperti yang telah aku ketahui, bahwa ia adalah perempuan dengan mental yang begitu kuat. Aku percaya bahwa tangisnya hanya sesaat. Aku percaya ia akan bangkit dengan lebih kuat bersama karya-karyanya yang tertunda. Ya, itulah dia seorang Mawar yang aku kenal!

Kini aku melihat Mawar menjadi sosok perempuan yang lebih kuat setelah bungkam selama seminggu. Kini Mawar mendobrak pintu kamarnya bersamaan karya-karya yang menakjubkan. Dialah Mawar, temanku yang menjadikan keterpurukannya sebagai kesempatan untuk merenung sembari beristirahat.

Mereka bisa saja melukai hati mawar, tapi tidak dengan semangat juangnya yang telah tertanam dalam sanubari.

Dalam kisah ini aku ingin berpesan bahwa, siapa pun mereka yang mencoba untuk mematahkan usahamu dalam menggapai impian. Biarkanlah. Sejatinya mereka yang perlu dikasihani karena telah membuang waktunya secara percuma atas kelakuannya. Mereka hanya belum menemukan kebahagiaan atas hidupnya. Sedangkan kamu sudah mendapatkannya!

Mawar, tetaplah semangat dalam menggapai asamu. Kamu tak apa mendengar cemoohan itu setiap kali kamu keluar rumah. Tak apa! Tapi, kamu juga perlu mengingat bahwa ada banyak orang yang telah menanti karya-karyamu, termasuk aku. Mimpimu akan menjadi nyata di depan sana bersamaan dengan kamu yang lebih tangguh! Kini, persiapkanlah diri untuk menjemput impian di ujung sana yang telah menantimu~











Terimakasih sudah membaca. Sampai jumpa di kisah selanjutnya ya!

Jumat, 13 September 2019

Bayangan itu

Tak tahu lagi harus bagaimana caranya aku menghadapi perasaan ini. Perasaan yang kerap kali ingin mencekik batinku. Perasaan yang tak semestinya ada di dalam hati. Aku tidak sedang memikirkannya, namun terkadang tentangnya muncul begitu saja.

Aku tidak sedang melamunkannya, tapi lagi-lagi dirinyalah yang menyapaku dalam heningnya waktu. Semua tentangnya seolah tak ada yang bisa menggantikan!

Pernahkah kalian merasakan hal yang sama?

[Sumber Foto : brilio.net]
Diriku pun tak tahu perasaan apa yang kerap kali muncul menyapa hati yang mungkin belum bisa mengikhlaskan. Yaa! Kata mereka ikhlaskan saja~ Boleh dibilang, diri ini sudah berusaha semaksimal mungkin agar bisa merelakannya pergi bersama yang lain. Tapi, mengapa bayangnya tak hentinya muncul?

Segala macam cara telah ku usahakan agar bisa merelakan dan melupakannya. Menekuni passion, bertemu dengan orang baru, bahkan berkeliling kota!

Tempo hari sempat tak muncul bayangan itu. Rasanya hidupku tenang, tak ada lagi yang menghantui. Tapi, siapa sangka bayangannya tanpa diundang datang dengan raut tanpa dosa.

Ah kamu memang sempat menjadi yang teristimewa di hati ini. Bisa dibilang kamulah cinta pertamaku. Kamu dahulu sangat bisa membuat hatiku begitu senang, membuat hati kian hari kian berbunga.

Tapi, hingga takdir itu datang kamu seolah membiarkan hati yang sudah berbunga menjadi terbakar hingga berwujud abu.

Memang benar, jodoh telah ditentukan oleh Tuhan. Tapi, mengingat saat itu kamu pergi begitu saja tanpa sepatah kata pun membuat diri bertanya. Apa dosa ku?!

Kini, aku merasa seperti seorang gadis yang sedang mencari sesuatu tanpa kepastian. Padahal, kepastian itu sudahlah musnah. Ah sungguh sulit untuk aku deskripksikan.

Satu hal yang mesti ku lakukan. Aku harus belajar ilmu ikhlas, agar semua tentangmu bisa pergi tanpa aku cegat!

Wahai kamu cinta pertamaku, berbahagialah di sana. Dengan perempuan pilihanmu. Aku harap kamu bisa membiarkanku hidup bahagia tanpa bayangmu~

Doakan aku agar menjadi perempuan beruntung yang  bisa berdampingan dengan lelaki yang kurang lebih sama seperti adanya kamu.

Takdir memanglah harus diterima. Memang, terkadang pedih terasa menyesakkan dada. Tapi yakinlah bahwa ketentuanNya adalah yang terbaik bagi jalan hidup kita.

Untuk kamu, semoga tulisan ini sampai kepada hati yang dulu pernah singgah. Namun harapku adalah kamu tetap bisa berbahagia meski teringat akan kenangan dahulu.

Ingatlah, kewajibanmu kini adalah membahagiakan dia yang disampingmu bukan mengenang masa lalu bersamaku.

Tentang lagu Rossa yang berjudul Wanita yang Kau Pilih biarlah menjadi lagu terindah untuknya, bukan lagi untuk diriku.

Aku tak apa membiarkan kenangan itu muncul sesekali dalam pikiranku, tapi jangan denganmu!
Aku tak apa merasakan remuknya hati karena telah tenggelam dalam pikiran yang bodoh, dan kamu jangan!
Karena aku masih sendiri, sedangkan kamu sudah menetapkan hati!

Minggu, 08 September 2019

Pilihan yang Sesungguhnya

[Sumber Foto : Glints.com]
"Kamu yakin mau jadi freelance aja yang kerjanya ga tentu dan gajinya pun ga bisa diprediksi?" Ucap ibu ku yang memang masih memegang prinsip bahwa kerja itu harus jelas. Dan masih memandang bahwa seorang Freelancer adalah pengangguran.

Hidup tak lepas dari memutuskan pilihan. Mau tidak mau kita dipaksa untuk memilih. Mungkin lebih tepatnya, apa yang kita jalankan secara tidak langsung itulah pilihan kita. Setiap kita berhak menentukan pilihan yang akan kita jalani ke depannya. Memang, terkadang pilihan yang sesuai hati mesti bertentangan dengan banyak kepala. Terlebih jika hati merasa sudah benar-benar mantap menentukannya. Ada saja rintangan yang mesti bertentangan dengan pilihan tersebut. Termasuk salah satunya adalah adu argumen antar kepala.

Ada yang bilang, hidup kita yang jalani ya diri kita. Bukan dia atau pun mereka! Tapi nyatanya, ada saja adu aregumen yang mesti dihadapi atas apa yang telah kita pilih untuk kehidupan kita. Entah itu adu argumen dengan orang tua, keluarga, atau pun sahabat dan teman.

Kalau sudah seperti itu apa yang bisa kita lakukan? Mungkin berusaha untuk meyakinkannya dan menyingkirkan sifat baper agar mendapat kesepakatan di antara semuanya. 

Kita bisa mengawali perjuangan dengan terus fokus mengejar kesepakatan. Terus berusaha dan tak henti berdoa. Mengambil semua peluang yang kiranya sesuai dengan kemampuan kita. Sampai-sampai, terkadang kita lupa batas diri sebagai manusia.

Namun, yakinlah bahwa Tuhan itu ada dan Maha Segalanya! Tidak ada yang tidak mungkin selama bumi ini masih berputar. Selama kita masih mempunyai nafas untuk hidup di bumi. Yakinlah bahwa kita mampu menembus batas itu. Batas yang menurut mereka tidak mampu untuk kita raih. Batas di mana mereka masih meragukan apa yang telah kita pilih.

Sejalan dengan proses berjuang, lakukanlah juga apa-apa yang Tuhan sukai. Menyebut namaNya, Bertasbih karenaNya, Bersedekah karenaNya, Berbuat baik kepada setiap makhlukNya. Ya intinya, lakukanlah kebaikan selagi kita mampu untuk melakukannya. Selagi peluang itu ada untuk kita!

Memang, saat diri sedang mengejar asa. Ada saja yang membuat diri menjadi down. Tak apa down sejenak, mengertikanlah akan dirimu yang butuh untuk beristirahat. Namun, jangan terlalu larut dalam beristirahat. Ingat, ada sesuatu yang telah menunggumu di depan sana.

Asa mu itu, patut untuk terus kamu perjuangkan!

Terkadang di saat kita sudah merasa mampu untuk mempertahankan apa yang telah kita pilih, ada saja sesuatu yang membuat diri ingin berpaling, ingin beralih ke haluan lain. Terlebih jika sesuatu itu lebih terlihat indah jika dijalani.

Aah.. Memang ada saja gangguan, akan selalu ada rayuan!

Apapun yang menjadi keputusanmu itu, yakinilah hati bahwa itu memang yang terbaik atas hidupmu. Bukan untuk mereka yang terus mengomporimu!

Percayalah bahwa setiap kepala tidak bisa disamakan pandangannya. Tidak akan bisa! Maka, hargailah mereka yang berbeda pandangan dengan kepalamu. Kamu juga berhak mendengar pendapatnya, tapi selebihnya kamu yang berhak menentukan ke mana arah hidupmu! Tentunya tetap memegang pedoman hidup dari Tuhan. Karena kita hidup di bumi ini adalah sebagai hamba yang membutuhkan pedoman itu "Al-Qur'an".

Hay kamu yang sedang diterpa dilema hidup. Yakinilah diri bahwa hidup ini layaknya seperti sebuah perahu yang sedang berlayar, kita berusaha untuk sampai di tujuan dengan selamat bagaimana pun caranya. Perahu berlayar mengandalkan arah angin, begitulah juga hidup kita yang mengandalkan pedoman hidup dan petunjuk dari Tuhan Yang Maha Esa. Maka yakinlah untuk terus melangkah, tentunya beriringan dengan selalu belajar agama.