Minggu, 08 September 2019

Pilihan yang Sesungguhnya

[Sumber Foto : Glints.com]
"Kamu yakin mau jadi freelance aja yang kerjanya ga tentu dan gajinya pun ga bisa diprediksi?" Ucap ibu ku yang memang masih memegang prinsip bahwa kerja itu harus jelas. Dan masih memandang bahwa seorang Freelancer adalah pengangguran.

Hidup tak lepas dari memutuskan pilihan. Mau tidak mau kita dipaksa untuk memilih. Mungkin lebih tepatnya, apa yang kita jalankan secara tidak langsung itulah pilihan kita. Setiap kita berhak menentukan pilihan yang akan kita jalani ke depannya. Memang, terkadang pilihan yang sesuai hati mesti bertentangan dengan banyak kepala. Terlebih jika hati merasa sudah benar-benar mantap menentukannya. Ada saja rintangan yang mesti bertentangan dengan pilihan tersebut. Termasuk salah satunya adalah adu argumen antar kepala.

Ada yang bilang, hidup kita yang jalani ya diri kita. Bukan dia atau pun mereka! Tapi nyatanya, ada saja adu aregumen yang mesti dihadapi atas apa yang telah kita pilih untuk kehidupan kita. Entah itu adu argumen dengan orang tua, keluarga, atau pun sahabat dan teman.

Kalau sudah seperti itu apa yang bisa kita lakukan? Mungkin berusaha untuk meyakinkannya dan menyingkirkan sifat baper agar mendapat kesepakatan di antara semuanya. 

Kita bisa mengawali perjuangan dengan terus fokus mengejar kesepakatan. Terus berusaha dan tak henti berdoa. Mengambil semua peluang yang kiranya sesuai dengan kemampuan kita. Sampai-sampai, terkadang kita lupa batas diri sebagai manusia.

Namun, yakinlah bahwa Tuhan itu ada dan Maha Segalanya! Tidak ada yang tidak mungkin selama bumi ini masih berputar. Selama kita masih mempunyai nafas untuk hidup di bumi. Yakinlah bahwa kita mampu menembus batas itu. Batas yang menurut mereka tidak mampu untuk kita raih. Batas di mana mereka masih meragukan apa yang telah kita pilih.

Sejalan dengan proses berjuang, lakukanlah juga apa-apa yang Tuhan sukai. Menyebut namaNya, Bertasbih karenaNya, Bersedekah karenaNya, Berbuat baik kepada setiap makhlukNya. Ya intinya, lakukanlah kebaikan selagi kita mampu untuk melakukannya. Selagi peluang itu ada untuk kita!

Memang, saat diri sedang mengejar asa. Ada saja yang membuat diri menjadi down. Tak apa down sejenak, mengertikanlah akan dirimu yang butuh untuk beristirahat. Namun, jangan terlalu larut dalam beristirahat. Ingat, ada sesuatu yang telah menunggumu di depan sana.

Asa mu itu, patut untuk terus kamu perjuangkan!

Terkadang di saat kita sudah merasa mampu untuk mempertahankan apa yang telah kita pilih, ada saja sesuatu yang membuat diri ingin berpaling, ingin beralih ke haluan lain. Terlebih jika sesuatu itu lebih terlihat indah jika dijalani.

Aah.. Memang ada saja gangguan, akan selalu ada rayuan!

Apapun yang menjadi keputusanmu itu, yakinilah hati bahwa itu memang yang terbaik atas hidupmu. Bukan untuk mereka yang terus mengomporimu!

Percayalah bahwa setiap kepala tidak bisa disamakan pandangannya. Tidak akan bisa! Maka, hargailah mereka yang berbeda pandangan dengan kepalamu. Kamu juga berhak mendengar pendapatnya, tapi selebihnya kamu yang berhak menentukan ke mana arah hidupmu! Tentunya tetap memegang pedoman hidup dari Tuhan. Karena kita hidup di bumi ini adalah sebagai hamba yang membutuhkan pedoman itu "Al-Qur'an".

Hay kamu yang sedang diterpa dilema hidup. Yakinilah diri bahwa hidup ini layaknya seperti sebuah perahu yang sedang berlayar, kita berusaha untuk sampai di tujuan dengan selamat bagaimana pun caranya. Perahu berlayar mengandalkan arah angin, begitulah juga hidup kita yang mengandalkan pedoman hidup dan petunjuk dari Tuhan Yang Maha Esa. Maka yakinlah untuk terus melangkah, tentunya beriringan dengan selalu belajar agama.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar